Defenisi Idul Fitri
*Secara Etimoligis
Al-‘Id dalam Bahasa Arab artinya; semua hari dimana terdapat perkumpulan (ramai-ramai). Al-‘Id juga berarti; segala apa yang kembali kepada kita.
*Secara Terminologis
Id artinya raya (perayaan) untuk mengingat sesuatu yang menggembirakan. Jadi Idul Fitri adalah hari raya (perayaan) untuk mengenang kembalinya diri kita kepada fitrahnya setelah digembleng dengan amaliyah ramadhan selama sebulan. Kaum Muslimin memiliki tiga hari Is (hari raya), yaitu (1) Idul fitri, (2) Idul Adha dan (3) hari Jumat.
Landasan Hukum Idul Fitri
1. Al Qur’an
1. Al Qur’an
Firman allah SWT:
“Maka shalatlah untuk Tuhan-mu dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar (108) ayat 2)
Populer dalam tafsir bahwa yang dimaksud shalat di ayat ini adalah shalat Id.
2. As-Sunnah
Dari Abu Abbas ia berkata. “Aku turut menyaksikan shalat Id bersama Rasulullah SAW ,Abu Bakar, Umar dan Ustman. Semuanya melakukan shalat terlebih dahulu kemudian menyampaikan khutbah.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)
3. Al-Ijma’
Kaum muslimin telah mer-Ijma’ (konsensus, sepakat) atas persyari’atan shalat Idul Fitri dan Idul adha. (Ibnu Qadamah, Al-Mughni, jilid 3 hlm. 253)
Adab-Adab Shalat Idul Fitri
1. Mandi (HR Imam Malik dari Nafi’)
* mandi bisa dilakukan sebelum subuh, bisa juga setelahnya. Tergantung kondisi kesehatannya.
2. Membersihkan badan, memakai wewangian & Bersiwak (HR Ibnu Majah dan Ibnu abbas)
* hati-hati dengan pemakaian parfum (wewangian) yang ber-alkohol. Jangan karena mencari pahala, eh malah dapat dosa. Na’uzdzu billahi Min Dzalik!
3. Memakai pakaian terbaik yang ada (HR Al-Bukhari dari Ibnu Umar)
*Kalau ada yang baru, alhamdulillah. Tapi kalau tidak ada, yang ada juga cukup. Jangan dipaksakan.
4. Makan sebelum berangkat untuk Idul fitri dan untuk Idul adha sebaliknya (HR Al-Bukhari dari Anas bin Malik)
*Disunnahkan makan (sarapan) etrlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat shalat Idul fitri. Inilah bedanya dengan Shalat Idul adha. Tapi makannya jangan banyak-banyak, nanti shalatnya kagak khusyuk.
5. Berangkat dengan berjalan kaki (HR Ibnu Majah dari Sa’ad)
*Berjalan kaki di sini tentunya yang pantas dan wajar. Tapi kalau kebetulan tempat shalatnya jauh, masa mau jalan kaki juga? Bisa-bisa terlambat.
6. Shalat Id di Lapangan (HR Al-Bukhari & Muslim dari Abu Sa’id Al-Khuduri)
*Shalat Id dilapangan atau tanah lapang, tentu kalau ada tanah lapang yang cukup dan cocok untuk shalat Id.
7. Berangkat dengan satu jalan dan pulang dengan jalan yang lain (HR Al-Bukhari dari Jabir)
*Adab ini dilakukan tentu kalau memang sikon (situasi dan kondisi) memungkinkan. Tapi kalau jalannya cuma satu, gimana? Sebaiknya jangan dipaksakan.
8. Bersegera ke tempat Id sehabis shalat subuh (HR. Al-Bukhari & Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri)
9. Bertakbir dengan bersuara saat menuju tempat shalat (QS Al Baqarah (2) ayat 185)
*selama bertakbir, selalu diusahakan tetap khusyuk. Jangan sampai takbirnya cuman di mulut dan suara doang, namun tidak menghujam de dalam hati.
10. Tidak ada shalat sebelum dan sesudah shalat Id (HR. Al-Bukhari & Muslim dari Ibnu Abbas)
*Tidak ada salahnya, misalnya ada yang mau shalat tahyatul-masjid begitu datang sebelum duduk, kalau kebetulan tempat shalat Id-nya di masjid. Tetapi kalau shalat Id-nya di lapangan, maka tidak ada shalat tahyat-lapangan. Jadi, langsung duduk aja dan atur barisan.
11. Tidak ada azan dan Iqamah untuk shalat Id (HR. Al-Bukhari dari Jabir bin Samurah)
12. Tidak boleh membawa senjata kecuali darurat (HR. Al-Bukhari dari Ibnu Umar)
*kalau misalnya ketempat Id-nya melalui jalan yang ada binatang buas atau hal-hal yang berbahaya lainnya, maka boleh membawa senjata, karena bersifat darurat.
13. Muslimah ke tempat Id dengan Berjilbab dan non wewangian
*Diingatkan khususnya bagi kaum Muslimah (ibu-ibu dan akhwat), jauhi penampilan dan memakai kosmetik yang lebay (berlebihan) dan mencolok mata. Pokoknya, yang wajar-wajar ajalah. Jangan sampai tujuan mencari pahala, eh malah dapat dosa. Na’uzdzu billahi Min Dzalik!
14. Keikutsertaan anak-anak pada Id
*kalau seumpama mengikutsertakan anak-anak ke tempat shalat Id, maka jangan sampai mereka mengganggu suasana kekhusyukan kaum Muslimin yang shalat dan mendengarkan khutbah.
15. Saling mengucapkan salam merupakan perbuatan sahabat Rasulullah SAW
*Dari Jubair bin Nufair ia berkata, “Sahabat Rasulullah SAW apabilasaling ketemu pada hari Id, mereka saling mengucapkan:
Takabbalallahu minna wa minkum: “semoga Allah SWT menerima amal kita dan antum (kalian).” (HR. Al-Bukhari)
Waktu Shalat Idul Fitri
Waktu shalat Idul Fitri yaitu mulai sejak matahari naik setinggi tombak hingga tergelincir matahari.
Ibnu Baththal berkata, “Pada fuqaha telah ber-ijma’ bahwa shalat Id tidak boleh dilakukan sebelum terbit matahari dan juga tidak boleh pas pada saat terbit. Shalat Id baru boleh dilakukan pada waktu shalat-shalat sunnah sudah sudah boleh dilakukan.” (Al-Asqalani, Ibnu hajar, Fathul-Bari, jilid 2, hlm 457)
*dari segi waktu, pelaksanaan shalat Idul Fitri lebih lambat dari Shalat Idul Adha. Lambatnya shalat idul fitri hikmahnya memberi waktu (kesempatan) bagi yang terlambat bayar zakat fitrah, sedangkan shalat idul adha agar waktu menyembelih hewan kurban lebih luas (lama, panjang).
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung di Blog kami.
Silahkan komentar. Salam Blogger ^_^