Wanita merupakan bagian terbesar
dari komunitas masyarakat secara umum. Apabila mereka baik, niscaya masyarakat
pun akan menjadi baik. sebaliknya, apabila mereka rusak, masyarakat pun akan
rusak. Pakaian kain dan kebaya menghiasi
setiap sudut negeri sebagai tanda peringatan jasa besar sang pahlawan wanita RA
Kartini. RA
Kartini adalah sosok legendaris, pendobrak kekakuan adat dan tradisi keraton
yang biasa memingit wanita, menuju sebuah kebebasan memperoleh pendidikan dan
mengeluarkan pendapat.
Para penyeru kebebasan wanita
belakangan ini, bertambah gencar dan lancar, dengan berusaha sekuat tenaga
menodai kehormatan dan kedudukan para wanita, berbagai ucapan dan
slogan-sloganpun dengan entengnya keluar dari mulut mereka. Semua itu pada
intinya adalah untuk menyeret wanita agar supaya mempunyai kedudukan setara
dengan kaum laki-laki, agar wanita bekerja di sektor-sektor pekerjaan kaum
laki-laki, agar wanita berhias secantik mungkin agar bertambah ayu, supel,
feminim, menawan bagi kaum laki-laki ketika keluar dari tempat tinggalnya. Dan
berbagaia seruan-seruan lainnya yang pada lahirnya terlihat manis dan menggiurkan, namun pada hakekatnya pahit dan menghancurkan.
Melalui sarana informasi yang
semakin berkembang kaum wanita sangat mudah diekspose bahkan dikomersialkan.
bahkan sesuatu yang dulunya sangat tabu dibicarakan, kini menjadi tontonan dan
sarapan harian.
“Tidaklah aku
tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
daripada fitnah kaum wanita.”
daripada fitnah kaum wanita.”
Dampak negative emansipai wanita
dalam bidang pekerjaan, antara lain:
- Timbulnya pengangguran bagi
kaum pria
- Pecahnya keharmonisan rumah
tangga, sebab sang ibu lalai dengan tugas-tugas
utamanya dalam rumah - Keadaan perkembangan anak
menjadi kurang terkontrol, lantaran ayah
dan ibu sibuk bekerja di luar rumah - Terjadinya percekcokkan dan
perseteruan antara suami-istri. dikarenakan
ketika suami menuntut pelayanan dari sang istri dengan sebaik-baiknya,
si istri merasa capek dan lelah, lantaran seharian bekerja di luar
rumah.
Pada hakekatnya, Alloh tidaklah
membebani kaum wanita untuk bekerja mencari nafkah keluarga, karena itu
merupakan kewajiban kaum laki-laki. Alloh berfirman:
Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara yang ma’ruf (baik). (QS. Al-Baqarah: 233)
cara yang ma’ruf (baik). (QS. Al-Baqarah: 233)
Sebenarnya ungkapan beliau “Habis
Gelap Terbitlah Terang” itu sebenarnya Kartini temukan dalam QS.
Al-Baqoroh ayat 257 “…dari kegelapan (kekufuran) kepada cahaya(Islam)…”
Oleh Kartini, terjemah ayat tersebut diungkapkan dalam bahasa Belanda dengan “Door Duisternis Tot Licht”. Belakangan, Armijn Pane, sastrawan Kristen, menerjemahkan kumpulan surat-surat Kartini. Oleh dia, ungkapan itu diterjemahkan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Oleh Kartini, terjemah ayat tersebut diungkapkan dalam bahasa Belanda dengan “Door Duisternis Tot Licht”. Belakangan, Armijn Pane, sastrawan Kristen, menerjemahkan kumpulan surat-surat Kartini. Oleh dia, ungkapan itu diterjemahkan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Kartini kemudian merumuskan arti
pentingnya pendidikan untuk wanita, bukan untuk menyaingi kaum laki-laki
seperti yang diyakini oleh pejuang feminisme dan emansipasi yang sesat itu,
namun untuk lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai ibu.
Jauh
sebelum barat memplokamirkan emansipasi wanita, Islam telah lebih dahulu
mengangkat derajat wanita dari masa pencapakan di era jahiliah ke masa
kemuliaan wanita.
Perempuan di zaman Rasulullah dan
Khulafaaraasyidin mendapat kedudukan yang sama sebagaimana laki – laki, namun
bukan emansipasi yang kebablasan, sehingga membuat seorang wanita melupakan
tugasnya sebagai “Madrasatul uula” madrasah pertama bagi anak-anaknya,
wanita mempunyai peran penting dalam mencetak anak-anaknya menjadi generasi-generasi
penerus.
*Bahan
diskusi di Asrama Putri GAPPEMBAR_ Ahad, tgl 21 April 2013
kesalahan dalam hal mengartikan, arti dari emansipasi wanita membuat beberapa perempuan melupakan pekerjaan yg sangat besar yang diberikan kepadanya, yaitu menjadi seorang ibu
BalasHapus