Salam Mahasiswa...
Salam Perubahan...
Salam Perubahan...
Alhamdulillah...
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala atas nikmat yg diberikan kepad
kita hingga hari ini, semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa
menyukuri segala nikmat-Nya. Salawat dan salam terkirim kepada Rasulullah
sallallahu alaihi wasallam, kepada keluarga dan seluruh ummat yang tetap
bekerja untuk agama dan kejayaan peradaban.
Kemarin, kita telah banyak mendengar cerita senior tentang bagaimana Teknik
dahulu. Kemarin, kita telah banyak mendengar nama-nama senior yang telah
mengukir tinta emas dan mewariskan peradaban-peradaban besar di TEKNIK tercinta.
Hari ini, ada satu pertanyaan besar buat kita yang masih berdiri di tanah Teknik.
“Apa yang bisa diperbuat dan ditinggalkan untuk TEKNIK di masa depan?”
Teringat pesan senior, jangan terlarut dengan masa lalu, jangan terbuai
dengan sejarah. Sadar tidak sadar, apa yang terjadi di Teknik hari ini ada
hasil ukiran sejarah kita. Akan baik apabila kita berbicara tentang sejarah,
jikalau sejarah diangkat sebagai motivasi, sebagai referensi, atau sebagai
pemersatu. Dahulu dengan semangat anti orde baru, seluruh mahasiswa pernah
tergabung dalam sebuah gerakan akbar yakni Gerakan revormasi ’98. Hari ini,
kita harus tetap mewarisi semangat itu. Agar kita tidak dibuat panik oleh
pemerintah, oleh birokrasi. Agar kita tidak dibuat bertengkar oleh masalah-masalah
kecil. Agar kita tidak dibuaterpisah oleh sekat-sekat dinding yang tipis, agar
kita tidak dibuat terpecah oleh perkara-perkara yang bisa membuat kita tidak
akan pernah menjadi organisasi yang besar.
Kita perlu sadar bahwa Teknik tidak akan menggema di Nusantara dan digelari
We Are The Champion bila hanya dengan Ide satu orang, hanya dengan air mata
satu orang atau hanya dengan keringat satu orang. Oleh karena itu, hari ini
bukan lagi zamannya untuk berbicara tentang perbedaan, tapi saatnya kita
berbicara tentang persamaan, kita berbicara tentang kekompakan. Kita tidak lagi
berbicara figur, tapi bicara Ide-Ide, bicara narasi. Kita tidak lagi bicara
janji-janji, tapi bicara Kinerja. Apalah arti dari sebuah kata atau kalimat
jikalau tak ada Aksi (kerja di lapangan).
Kita tidak perlu merasa paling berjasa untuk Teknik. Karena kita
hanyalah setetes keringat dari lautan keringat para pembesar Teknik terdahulu.
Kita hanya setetes air mata yang pernah mengalir di teknik. Kita hanya sebutir
pasir di padang pasir, yang padang pasirnya itu adalah mereka yang pernah
berkorban dan mengabdikan dirinya untuk Kejayaan Teknik. Oleh karena itu, kita
tidak akan pernah bisa mengurus organisasi ini sendiri. Kita percaya dengan
keterbatasan kita dan karena itu kita harus rendah hati. Kita perlu
mengembangkan semangat untuk menghargai orang lain, semangat untuk menyadari
bahwasanya disamping kita bekerja, ada juga orang lain yang bekerja bersama
kita.
Hari ini berbeda dengan hari kemarin. Kita jangan terlena dengan
sejarah masa lalau, jangan terlena dengan sebuah jabatan, terlena dengan
kebanggaan gelar ataupun ketenangan dan kemapanan organisasi. Anggap semua
hanyalah ilusi atas kenikmatan yang disajikan oleh penguasa yang serakah atas
harta dan kekuasaan.
Oleh karena itu, kita harus terbangun dari tidur panjang,
kita perlu keluar dari rasa kemapanan, kenikmatan, fasilitas, ataupun keasyikan
permainan.
IDE-IDE Besar hanya akan lahir dari orang yang cerdas dan berfikir jauh ke depan, lahir dari ketidak nyamanan dan kegelisahan. Hingga
nantinya Ide-Ide Besar itu kita sambut dengan KERJA-KERJA Besar.
HIDUP TEKNIK...!!
HIDUP TEKNIK...!!
HIDUP TEKNIK...!!
besar harapan akan lahirnya kader teknik yang bertakwa,,baik dari sisi akademis dan akidah,,ada banyak penyesalan krn selama kuliah di teknik tak pernah memberikan warna,,tak pernah lebih semangat mengajak pada kebaikan,,semoga adik2 kita lebih bersemangat..aamiin allahumma aamiin..
BalasHapus